Growth Investing

Diperbarui

Apa itu Growth Investing?

Growth investing adalah sebuah strategi atau gaya berinvestasi yang berfokus pada peningkatan modal dari investor.

Para growth investor akan berinvestasi pada saham-saham yang terus bertumbuh, biasanya pada perusahaan-perusahaan baru dan masih relatif kecil yang diharapkan pendapatannya di masa mendatang akan meningkat diatas rata-rata sektor industri atau diatas pasar secara keseluruhan.

Strategi growth investing sangat menarik bagi para investor karena dengan berinvestasi di perusahaan yang sedang berkembang dapat memberikan imbal hasil yang mengesankan (dengan catatan perusahaan tetap konsisten), walaupun perusahaan-perusahaan yang baru atau sedang berkembang juga memiliki resiko yang terbilang tinggi.

Growth investing terlihat kontras dengan strategi value investing, dimana melibatkan pembelian saham yang diperdagangkan dibawah nilai intrinsik ataupun nilai bukunya.

Memahami Growth Investing Lebih Dalam

Para growth investor biasanya akan mencari peluang investasi di industri atau pasar yang sedang berkembang pesat, dimana berbagai teknologi dan layanan baru sedang marak dikembangkan, para growht investor mencari peluang pertumbuhan melalui apresiasi modal atau dengan kata lain mendapatkan keuntungan yang akan mereka capai ketika mereka melakukan penjualan saham mereka, faktanya, sebagian besar perusahaan yang masuk ke dalam kategori growth atau bertumbuh, akan menginvestasikan kembali pendapatan mereka ke dalam bisnis daripada digunakan untuk membayar dividen kepada para pemegang saham.

Perusahaan-perusahaan yang masuk ke dalam kategori bertumbuh cenderung masih berukuran kecil, berusia muda namun memiliki potensi pertumbuhan yang sangat baik, bisa juga perusahaan-perusahaan yang baru saja melantai di bursa dan diperdagangkan secara publik.

Harapannya adalah perusahaan-perusahaan ini di masa depan akan makmur dan berkembang, sehingga nantinya pertumbuhan pendapatan atau pendapatan perusahaan akan tercermin ke dalam harga saham yang lebih tinggi, oleh karena itu, sudah wajar, jika perusahaan-perusahaan yang masuk ke dalam kategori growth investing biasanya diperdagangkan dengan rasio P/E (Price to Earning) yang cukup tinggi.

Perusahaan-perusahaan ini mungkin belum memiliki penghasilan atau keuntungan pada saat ini, tetapi nantinya diharapkan akan terus bertumbuh dan pada akhirnya akan memiliki keuntungan, salah satu yang menjadi pertimbangan untuk berinvestasi di perusahaan growth diantaranya mungkin perusahaan yang bersangkutan memiliki suatu paten atau memiliki akses kepada seuatu teknologi baru sehingga menempatkan perusahaan selangkah di depan dalam industri mereka.

Untuk tetap berada di didepan dan terus memimpin, perusahaan-perusahaan ini akan menginvestasikan kembali keuntungan untuk mengembangkan berbagai teknologi baru dan mereka terus berusaha untuk mengamankan berbagai paten sebagai salah satu cara memastikan pertumbuhan perusahaan di jangka panjang, karena para growth investor pada umumnya memaksimalkan keuntungan dari modal yang mereka tanamkan, growth investing juga sering disebut dengan capital growth strategy atau capital appreciation strategy.

Cara Mengevaluasi Potensi Pertumbuhan Pada Perusahaan

Para growth investor akan melihat pada potensi pertumbuhan pada perusahaan atau pada pasar, tidak ada formula mutlak untuk melakukan evaluasi potensi ini, hal ini membutuhkan tingkat interpretasi dari masing-masing individu, berdasarkan berbagai faktor yang bersifat objektif dan subjektif serta ditambah oleh penilaian secara pribadi.

Para growth investor dapat menggunakan berbagai metode atau kriteria tertentu sebagai kerangka kerja dalam analisa mereka, tetapi semua pendekatan ini harus juga diterapkan bersamaan dengan pertimbangan terhadap berbagai situasi yang dimiliki perusahaan, khususnya posisi perusahaan pada saat ini jika dibandingkan dengan kinerja masa lalunya.

Pada umumnya, para growth investor aja melihat beberapa faktor utama pada saat memilih suatu perusahaan yang dapat memberikan pertumbuhan pada modal mereka, diantaranya :

1. Pertumbuhan Pendapatan yang Kuat di Masa Lalu

Perusahaan haruslah memiliki rekam jejak pertumbuhan pendapatan yang kuat selama 5-10 tahun terakhir, pertumbuhan minimum dari EPS (Earning Per Share) atau pendapatan perlembar saham juga bergantung pada besar kecilnya ukuran dari perusahaan.

Misalnya, Anda mungkin dapat mencari pertumbuhan minimal 5% untuk perusahaan besar, pertumbuhan minimal 7% untuk perusahaan berukuran sedang dan minimal 12% untuk perusahaan yang berukuran kecil, ide dasar dari ini adalah jika perusahaan telah menunjukkan pertumbuhan yang baik di masa lampau, kemungkinan besar di masa depan perusahaan akan ammpu untuk melanjutkan pertumbuhannya.

2. Potensi Pertumbuhan yang Kuat di Masa Depan

Pengumuman laporan keuangan khususnya pendapatan adalah sebuah pernyataan publik resmi tentang profitabilitas suatu perusahaan dalam periode tertentu, pada umumnya setiap triwulan dan tahunan.

Pengumuman ini dibuat pada tanggal tertentu selama musim pengumuman pendapatan dan biasanya didahului oleh berbagai perkiraan pendapatan yang dikeluarkan oleh para analis saham, perkiraan inilah yang selalu diperhatikan oleh para growth investor ketika mereka mencoba menentukan perusahaan-perusahaan mana saja yang memiliki tingkat pertumbuhan diatas rata-rata dibandingkan dengan keseluruhan sektor industri.

3. Margin Keuntungan yang Besar

Margin laba sebelum pajak suatu perusahaan dihitung dengan mengurangi semua biaya dari penjualan (kecuali pajak) dan membaginya dengan penjualan, ini merupakan sebuah metrik pentingyang harus dipertimbangkan, karena terdapat perusahaan-perusahaan yang memiliki pertumbuhan penjualan yang fantastis namun memiliki pendapatan yang rendah, hal ini merupakan seuatu indikasi dimana pihak manajemen tidak mampu mengendalikan beban biaya dan pendapatan.

Jika sebuah perusahaan mampu memiliki margin laba sebelum pajak melebihi rata-rata lima tahunnya dan juga melampaui industrinya, perusahaan ini bisa menjadi kandidat dari perusahaan bertumbuh yang bagus.

4. Tingkat Pengembalian Ekuitas (ROE) yang Kuat

Return on Equity ini dapat mengukur tingkat profitabilitas dari suatu perusahaan dengan memperlihatkan berapa banyak keuntungan yang dihasilkan berbanding dengan uang yang telah diinvestasikan oleh para pemegang saham, hal ini dihitung dari pembagian laba bersih perusahaan dengan jumlah ekuitas para pemegang saham.

Kita dapat membandingkan ROE pada saat ini dengan rata-rata ROE selama lima tahun pada perusahaan dan juga industri, ROE yang stabil atau meningkat menunjukkan bahwa pihak manajemen mampu melakukan pekerjaannya dengan baik dan berhasil mengoperasikan bisnis secara efisien sehingga dapat menghasilkan tingkat pengembalian yang baik kepada para pemegang saham.

5. Performa Saham yang Kuat

Pada umumnya, jika harga suatu saham, secara realistis tidak dapat berlipat ganda dalam jangka waktu lima tahun, kemungkinan perusahaan tersebut tidak masuk ke dalam kriteria saham growht investing.

Perlu diingat, walau hanya dengan tingkat pertumbuhan 10% tiap tahunnya harga saham akan berlipat ganda dalam waktu 7 tahun, jadi untuk mampu berlipat ganda dalam waktu lima tahun, tingkat pertumbuhannya berada di kisaran 15%, hal ini sangat mungkin terjadi untuk perusahaan-perusahaan yang masih baru dan berada di industri yang sedang berkembang pesat.

Beberapa Tokoh Growth Investing Dunia

Salah satu nama yang terkenal di kalangan para growth investor adalah Thomas Rowe Price Jr., yang juga dikenal sebagai bapak growth investing dunia, pada tahun 1950 Price mendirikan T. Rowe Price Growth Stock Fund, salah satu reksadana pertama yang didirikannya, fund ini memiliki pertumbuhan rata-rata 15% tiap tahunnya dan konsisten selama 22 tahun, saat ini, T. Rowe Price Group merupakan salah satu perusahaan jasa keuangan terbesar di dunia.

Philip Fisher adalah nama terkenal lainnya di kalangan para growth investor, dia menjelaskan gaya growth investingnya di dalam bukunya, Common Stocks and Uncommon Profits, yang diterbitkan pada tahun 1958, Fisher sangat menekankan pada pentingnya penelitian, terutama melalui jaringan, gaya investasinya saat ini tetap menjadi salah satu landasan utama di dalam growth investing.

Peter Lynch, seorang manajer investasi dari Fidelity Investment dengan Magellan Fund nya yang legendaris, mempelopori metode atau model hybrid dari growth investing dan value investing, yang sekarang dikenal dengan sebutan strategi “growth at a reasonable price” (GARP).

Referensi

  1. CompaniesMarketCap. “Largest Companies by Market Cap.”
  2. Yahoo! Finance. “AMZN.”
  3. Growth Investing.