Cara Menjadi Seorang Stoic

Diperbarui

Dalam setiap kebudayaan yang ada di dunia, entah itu sekuler atau religius, kosmopolitan atau kesukuan, selalu yang jadi pertanyaan dan bahasan utama adalah tentang bagaimana cara hidup, bagaimana cara kita menghadapi tantangan hidup dan perubahan yang cepat terjadi.

Bagaimana cara kita bersikap dan memperlakukan orang lain? Dan pertanyaan pamungkasnya yaitu : Bagaimana kita mempersiapkan yang terbaik untuk kematian?

Seorang filsuf stoic, Epictetus, dilahirkan ke dunia sekitar tahun 55 M sebagai seorang budak di kota Greco-Roman, Hierapolis – sekarang Pamukkale.

Salah satu nasihat pertama dari Epictetus adalah,

Beberapa hal ada yang di dalam kendali kita dan beberapa hal lainnya tidak dalam kendali kita

Epictetus

Bagi Epictetus, satu-satunya hal yang dapat kita kendalikan sepenuhnya dan hanya itu yang harus kita perhatikan adalah penilaian kita sendiri tentang apa saja yang baik.

Jika kita menginginkan uang, kesehatan, seks atau reputasi kita pasti tidak akan bahagia, jika kita ingin menghindari kemiskinan, penyakit, rasa kesepian dan ketidakjelasan kita akan hidup dalam kecemasan dan rasa frustrasi yang tidak hilang-hilang.

Namun tentu saja ketakutan dan kenginginan tidak bisa di hindari, semua orang pasti merasakan kilasan ketakutan di pikirannya, menjadi seorang stoic mendorong kita untuk menginterogasi kilasan-kilasan itu, tanyakan pada diri sendiri, apakah hal itu di luar kendali saya? jika iya, reaksi sebagai seorang stoic adalah, “Bukan urusan saya”.

Lahir dua ribu tahun sebelum Darwin dan Freud, Epictetus tampaknya telah mengantisipasi jalan keluar dari penjara di dalam diri mereka, perasaan sedih dan gembira yang telah di program ke dalam tubuh manusia? Itu semua bisa di tulis ulang oleh pikiran.

Perang abadi antara keinginan bawah sadar dan tuntutan zaman? Itu bisa di menangkan, pada tahun 1950-an ahli psikoterapi Albert Ellis memperkenalkan bentuk awal dari terapi kognitif perilaku, sebagian besar di dasarkan pada klaim Epictetus bahwa, “itu bukan peristiwa atau kejadian yang menganggu seseorang, melainkan penilaian mereka terhadap itu.”

Jika Anda terus berlatih stoic cukup dalam waktu yang lama, kata Epictetus, Anda akan berhenti keliru tentang apa yang sebenarnya baik untuk Anda bahkan di dalam mimpi-mimpi sekalipun.

Latihan Untuk Menjadi Seorang Stoic

Untuk menjadi seorang stoic fokuslah pada pengendalian diri dan kesadaran diri, ingat Anda dapat mengendalikan tindakan, respon dan penilaian terhadap sesuatu, peristiwa ataupun kejadian.

Terima Apa Yang Tidak Bisa Dirubah

cara menjadi seorang stoic

Beberapa hal yang terjadi, seperti peristiwa didunia atau bencana alam di suatu tempat adalah di luar kendali Anda, tidak ada gunanya menyalahkan diri sendiri tetntang sesuatu yang tidak dapat Anda rubah. Alih-alih fokuslah pada hal-hal yang memang ada di kendali Anda, seperti pilihan dan penilaian dalam diri Anda.

Berpikir Sejenak Sebelum Berbicara dan Bereaksi

cara menjadi seorang stoic

Berusahalah untuk dapat memiliki lebih banyak kendali diri serta kesadaran, menjadi sabar tidak ada korelasinya dengan tidak berbicara intinya sebelum berbuat atau berbicara alangkah baiknya semua ada di pikiran Anda terlebih dahulu.

Jangan Pedulikan Orang Lain

cara menjadi seorang stoic

Tidak ada yang salah dengan berkomunikasi dengan orang lain, Anda tidak dapat mengendalikan orang lain, Anda tidak perlu pusing dengan standar orang lain, tidak perlu menyesuaikan diri dengan standard orang lain, pikirkanlah saja moral pribadi Anda, jangan di korbankan.

Tetap Rendah Hati dan Terbuka Untuk Sesuatu Yang Baru

cara menjadi seorang stoic

Cobalah selalu belajar di setiap kesempatan, jangan menjadi “sok tahu”, Anda tidak dapat belajar jika Anda sudah berpikir Anda tahu segalanya, Kebijaksanaan adal inti dari kebajikan stoic, dan bagian dari menjadi bijaksana adalah mengakui bahwa Anda masih harus banyak belajar.

Bersikap Wajar

cara menjadi seorang stoic

Seorang stoic sejati tidak tertarik pada konflik yang melibatkan emosi, balas dendam atau menyimpan dendam, jika seseorang berbuat salah pada Anda, Anda masih dapat memiliki simpati untuk mereka, bahkan jika Anda tidak melibatkannya dalam konflik emosional.

Menjadi seorang stoic sangat membantu kita dalam menghadapi berbagai tantangan perubahan yang cepat di dunia, berbagai macam berita hoax dapat dengan mudah diatasi bagi seorang stoic sejati, tertarik menjadi seorang Stoic?

Referensi